Rabu, 23 Februari 2011

aritmatika sosial


SELASA, 25 AGUSTUS 2009

Tip dan Trik Aritmatika Sosial

Di dalam soal-soal unas SMP/MTs sering kita jumpai soal cerita yang diketahui persentase keuntungan, harga jual dan ditanyakan harga belinya, atau tahu harga belinya dan ditanyakan harga jualnya.

Mungkin juga diketahui persentase kerugiannya, harga jual dan ditanyakan harga belinya ataupun sebaliknya seperti di atas.

Jika menjumpai hal tersebut gunakan skema di bawah ini.


Photobucket  

Photobucket


Dengan catatan :

J   =  Harga Jual

B  =  Harga Beli

U  =  Persentase Keuntungan

R  =  Persentase Kerugian

Contoh : Soal Unas SMP/MTs tahun 2007-2008 kode soal c3-p16-2007-2008 no.7.

Harga pembelian sebuah roti Rp5.000,00. Roti tersebut dijual dengan keuntungan 15%. Harga penjualan 100 buah roti adalah ...

A. Rp625.000,00         B.Rp575.000,00

C. Rp500.000,00         D.Rp425.000,00

JAWABAN

Photobucket



Untuk pembelian 100 buah = Rp575.000,00.

Minggu, 06 Februari 2011

KESEHATAN (KELAINAN OTOT)

Kelainan Tulang dan Otot 
 
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat mengganggu proses gerakan yang normal.
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat terjadi karena:
A.Kekurangan vitamin D
Vitamin D atau kalsiferol adalah vitamin yang diperlukan untuk kalsifikasi (penulangan)
pada tulang. Pada mamalia, vitamin D dapat disintesis oleh tubuh dari provitamin D
dengan bantuan ultraviolet. Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat menyebabkan
rakhitis, biasanya dapat terlihat pada pertumbuhannya yang terganggu dari kaki
berbentuk O atau X. sedangkan pada orang dewasa, kekurangan kapur akan
menyebabkan penyakit osteomalasia.
B.Penyakit
Penyakit pada tulang manusia sangat beragam salah satu diantaranya adalah:
 
1). Rheumatik
Rheumatik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan rasa sakit dari alat gerak
salah satunya adalah tulang. Dan arthritis merupakan salah satu jenis dari rheumatik yang
berkenaan dengan sendi.
 
2). Osteoporosis
Osteopororsis adalah suatu penyakit dimana terjadi
penurunan massa tulang (pengurangan jaringan tulang)
terutama terjadi pada tulang spongiosa. Pada penyakit ini
proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukan
tulang. Penyakit ini terjadi terutama pada wanita kulit putih
usia lanjut setelah menopause.
Berikut ini adalah gambar struktur tulang yang normal dan
yang terkena osteoporosis.
 
3). Osteomyelitis
Osteomyelitis merupakan penyakit infeksi yang menyerang jaringan tulang (termasuk
periosteum, sumsum tulang belakang dan tulang rawan). Penyakit ini disebabkan oleh
mikroorganisme (terutamaStaphylococcus) yang mencapai tulang melalui patah tulang
terbuka, melalui darah atau melalui gigi caries ke dalam sinus. Bakteri dan jamur juga
sering menimbulkan osteomyelitis.
Jadi, jika anda terluka segeralah tutup luka tersebut dengan penutup luka yang steril dan
segera obati ke dokter.
 
 
C.Kecelakaan
Kecelakaan yang dapat menyebabkan gangguan pada tulang dapat berupa:
1). Memar
Gangguan ini hanya berupa sobeknya selaput sendi (ligamen). Namun bila sobeknya
selaput sendi diikuti oleh lepasnya ujung tulang dari sendi disebut dislokasi (lepas sendi). 
2). Fraktura
Fraktura atau patah tulang dibedakan menjadi patah tulang tertutup, patah tulang terbuka
dan fisura.
a). Patah tulang tertutup, bila tulang yang patah tidak merobek kulit.
b). Patah tulang terbuka, bila tulang yang patah merobek kulit
c). Fisura, bila tulang hanya retak
D.Kebiasaan sikap tubuh yang salah
Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan kelainan tulang, yaitu:
A. Kifosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengkok ke depan,
dikarenakan kebiasaan duduk/bekerja dengan posisi
membungkuk.
B. Skoliosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengkok ke samping, ini
dapat tejadi pada orang yang menderita sakit jantung yang
menahan rasa sakitnya, sehingga terbiasa miring dan
mengakibatkan tulang punggungnya menjadi miring.
C. Lordosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengkok ke belakang,
dikarenakan kebiasaan tidur yang pinggangnya diganjal bantal.

BAHASA INDONESIA (RAGAM MAKNA KATA)

RAGAM MAKNA KATA
 
MAKNA KONSTRUKSI, MAKNA KONTEKSTUAL DAN MAKNA KONSEPTUAL

A. Pendahuluan
Semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna bahasa, perkembangan dan perubahannya. Makna adalah pertautan yang ada diantara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata) (Fatimah, 1993: 5). Dalam kajian semantik, terdapat berbagai aspek makna yang dapat dianalisis, seperti permasalahan tentang makna, ragam makna, relasi makna, perubahan makna dan penamaan. Permasalahan tersebut akan muncul ketika seseorang mulai untuk mempelajarinya lebih dalam. Dalam hal objek yang dibahas adalah tentang ragam makna yang jenis-jenisnya begitu banyak.
Sarwiji (2008: 68) mengungkapkan berbagai macam makna yang ada dalam ragam makna diantaranya makna leksikal, gramatikal, struktural, konstruksi, kontekstual, konseptual, kognitif, deskriptif, ideasional, referensial, asositif, pusat, luas, sempit, intensional, ekstensional, denotatif, konotatif, hakikat, afektif, emotif, klokatif, idiomatikal, kiasan, stilistika, proposisional, piktoial, gereflekter, tematis, kata dan makna istilah. Banyak orang yang belum paham benar dengan perbedaan ragam-ragam makna. Perlu penjelasan yang lebih rinci agar masyarakat dapat mengetahui perbedaan dan penggunaan makna dalam bahasa Indonesia.
Dalam makalah ini akan diperjelas apa yang dimaksud dengan makna konstruksi, makna kontekstual, dan makna konseptual. Tujuannya adalah agar  masyarakat dapat mengetahui jelas perbedaan-perbedaan dari makna-makna tersebut. Sehingga, masyarakat pun akhirnya tahu penggunaan dan mampu mengidentifikasi dalam pengajaran bahasa Indonesia termasuk dalam golongan makna manakah sebuah kajian kebahasan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Permasalahan
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa sebenarnya arti makna konstruksi?
2. Apakah hakikat dari makna kontekstual?
3. Apakah yang dimaksud dengan makna konseptual dan padanannya?
C. Pembahasan
1. Makna Konstruksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, konstruksi adalah susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata. Menurut Fatimah (1999:12) makna konstruksi dijelaskan dalam berikut ini.
Makna Konstruksi (bhs. Inggris construction meaning) adalah makna yang terdapat dalam konstruksi, mis., makna milik yang diungkapkan dalam urutan kata di bahasa Indonesia. Di samping itu, makna milik dapat diungkapkan melalui enklitik sebagai akhiran yang menunjukkan kepunyaannya.
Menurut Sarwiji (2008: 71) yang dimaksud dengan makna konstruksi (construction meaning) adalah makna yang terdapat dalam konstruksi kebahasaan. Jadi, makna konstruksi dapat diartikan sebagai makna yang berhubungan dengan kalimat atau kelompok kata yang ada didalam sebuah kata dalam kajian kebahasaan.
Seperti yang dicontohkan oleh Fatimah (1999:12), makna milik merupakan makna kontruksi. Seperti pada kata telponnya, rumahmu, gaunku, dan kemeja ayah. Pada morfem yang dicetak miring adalah salah satu contoh penggunaan makna konstruksi. Biasanya makna konstruksi pada makna milik dinyatakan dengan urutan leksem atau menggunakan akhiran kepunyaan, seperti akhiran -nya, -ku, -mu dan lain-lain.
2. Makna Kontekstual
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, yang dimaksud konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mengandung atau menambah kejelasan makna. Menurut Susilo yang dimaksud dengan konteks adalah segenap informasi yang berada disekitar pemakaian bahasa, bahkan termasuk juga pemakaian bahasa yang ada disekitarnya (Preston, 1984:12).
Sarwiji (2008:71) memaparkan bahwa makna kontekstual (contextual meaning; situational meaning) muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan situasi pada waktu ujaran dipakai. Beliau juga berpendapat bahwa makna kontekstual adalah makna kata yang sesuai dengan konteksnya (2008:72). Dalam buku linguistik umum Chaer mengungkapkan bahwa makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam konteks.  Makna konteks juga dapat berkenaan dengan situasinya yakni tempat, waktu, lingkungan, penggunaan leksem tersebut (1994:290).
Dari beberapa uraian diatas maksud dari makna kontekstual dapat diartikan sebagai makna kata atau leksem yang berada pada suatu uraian atau kalimat yang dapat mengandung atau menambah kejelasan makna, yang dipengaruh oleh situasi, tempat, waktu, lingkungan penggunaan kata tersebut. Artinya, munculnya makna kontekstual bisa disebabkan oleh situasi, tempat, waktu, dan lingkungan. Misalnya, penggunaan makna kontekstual adalah terdapat pada kalimat berikut.
a.       Kaki adik terluka karena menginjak pecahan kaca.
b.      Nenek mencari kayu bakar di kaki gunung.
c.       Pensilku terjepit di kaki meja.
d.      Jempol kakinya bernanah karena luka infeksi.
Penggunaan kata kaki pada kalimat diatas, bila ditilik pada konteks kalimatnya memiliki makna yang berbeda. Pada kalimat (a), kata kaki berarti ‘alat gerak bagian bawah pada tubuh makhluk hidup’. Sedangkan pada kalimat (b), kata kaki disana memiliki arti ‘bagian bawah dari sebuah tempat’. Untuk kalimat (c), kata kaki merupakan ‘bagian bawah dari sebuah benda’. Berbeda dengan kalimat (d), kata kaki disana memiliki makna ‘bagian dari alat gerak bagian bawah makhluk hidup’. Kata kaki pada hakikatnya, mengandung maksud bagian terbawah dari sebuah objek. Tetapi, dalam penggunaa kata tersebut juga harus disesuaikan dengan konteks, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengartian kata kaki.
3. Makna Konseptual
a. Makna Konseptual
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengunkapkan yang dimaksud dengan konsep adalah rancangan; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konseptual diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan konsep. Chaer juga menuliskan dalam bukunya makna konseptual yaitu makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun (1994: 293).
Dapat dikatakan pula bahwa, makna konseptual merupakan makna yang ada pada kata yang tidak tergantuk pada konteks kalimat tersebut. Makna konseptual juga disebut dengan makna yang terdapat dalam kamus. Contoh dari makna konseptual adalah kata ‘ibu’ yakni ‘manusia berjenis kelamin perempuan dan telah dewasa’.
Makna konseptual sebuah leksem dapat saja berubah atau bergeser setelah ditambah atau dikurangi unsurnya (Sarwiji, 2008:73). Contohnya pada kata atau leksem demokrasi. Leksem tersebut dapat diperluas unsurnya menjadi demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila, maka makna konseptual tersebut akan berubah.
b. Makna Konseptual Sama Dengan Makna Denotatif
Sarwiji (2008:73) juga menggambarkan bahwa makna konseptual bisa disebut makna denotatif, yaitu makna kata yang masih merujuk pada acuan dasarnya sesuai dengan konvensi bersama. Makna denotatif sendiri merupakan makna yang lugas, dasar dan apa adanya. Chaer mengartikan makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna denotatif mengacu makna asli atau makna sebenarnya dari sebuah kata atau leksem (1994: 292).
Jadi, makna denotatif adalah makna yang terkandung dalam sebuah kata atau leksem yang diartikan secara lugas, polos, asli, apa adanya, sebenarnya dan masih mengacu pada satu sumber atau konvensi bersama. Dengan begitu makna denotatif merupakan makna dasar. Lawan makna denotatif adalah makna konotatif, yang lebih mengandung nilai rasa emotif dalam penggunaannya.
Contoh makna denotatif sebenarnya sama dengan makna konseptual tadi. Namun, untuk lebih jelasnya yang termasuk contoh makna denotatif adalah ‘bunga’ diartikan sebagai ‘bagian tumbuhan yang digunakan sebagai alat reproduksi atau berkembang biak’.
c. Makna Konseptual Sama Dengan Makna Referensial
Dalam blognya Susilo mengungkapkan juga, bahwa makna konseptual sama dengan makna denotatif dan referensial. Sedangkan makna denotatif sama artinya dengan makna konseptual.
Makna refensial adalah makna sebuah kata atau leksem kalau ada refernsnya, atau acuannya. Jadi, sebuah kata atau leksem dikatakan bermakna referensial jika ada referensnya atau acuannya (Dwi, 2008). Referens merupakan unsur luar bahasa yang ditunjuk oleh unsur bahasa. Setaningyan mencontohkan kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata.
Referensi menunjuk hubungan antara elemen-elemen linguistik dan dunia pengalaman di luar bahasa (Sarwiji, 2008:75). Sehingga harus ada acuannya di dalam dunia nyata ini. Contoh dari makna referensial ini sama dengan makna konseptual dan makna denotatif, karena artinya pun sama, yaitu pada kata ‘pensil’ yang berarti ‘alat yang digunakan untuk menulis dan dapat dihapus dengan karet penghapus’.
d. Makna Konseptual Sama Dengan Makna Leksikal
Makna Konseptual sama artinya dengan makna denotatif. Makna Denotatif adalah makna asli atau sebenarnya yang dimiliki sebuah kata, sehingga makna denotatif sama dengan makna leksikal (Rini Eka, 2008). Makna leksikal adalah makna leksem atau kata yang diartikan ketika tidak dipengaruhi konteks atau saat leksem tersebut berdiri sendiri.
Makna leksikal merupakan kata yang bersifat dasar, hubungan gramatika dan belum mengalami konotasi yang mengacu pada sebuah lambang kebahasaan. Makna leksikal adalah makna yang bersifat lugas dan merupakan makna yang sebenar-benarnya. Dalam makna ini, sebuah kata masih murni dan belum menyiratkan makna-makna lain. Makna leksikal juga lebih dikenal dengan makna yang berada dalam kamus dan mengacu pada makna yang disepakati bersama.
Sama halnya dengan makna-makna sebelumnya yaitu, makna konseptual, makna denotatif, dan makna leksikal, makna leksikal memiliki contoh kata yang berdiri sendiri. Contoh tersebut adalah ‘buaya’ yang berarti ‘binatang melata karnivora purba yang hidup di air dan memiliki sisik tajam’. Arti kata itu berlaku pada kalimat berikut ‘Adik melihat penangkapan buaya di pinggir sungai’. Tidak berlaku pada kalimat berikut ‘Lelaki itu terkenal dengan sebutan lelaki buaya dikalangan wanita”. Pada kalimat kedua, kata buaya bukan lagi sebagai makna leksikal, konseptual, denotatif maupun makna referensial.
Dari beberapa uraian diatas mengandung maksud bahwa makna konseptual adalah makna yang sebenarnya, asli, polos, lugas, tidak tergantung pada konteks, masih merujuk pada acuan dasar sebuah kata. Makna konseptual secara gampang dijelaskan sebagai makna yang ada didalam kamus. Makna konseptual juga berarti makna denotatif, makna referensial, dan makna leksikal.
D. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat dari makna konstruksi adalah makna yang berhubungan dengan kalimat atau kelompok kata yang ada didalam sebuah kata dalam kajian kebahasaan.
Untuk makna kontekstual merupakan makna kata atau leksem yang berada pada suatu uraian atau kalimat yang dapat mengandung atau menambah kejelasan makna, yang dipengaruh oleh situasi, tempat, waktu, lingkungan penggunaan kata tersebut.
Sedangkan makna konseptual merupakan makna yang ada pada kata yang tidak tergantuk pada konteks kalimat tersebut. Makna konseptual sama artinya dengan makna denotatif, makna referensial, dan makna gramatikal.
2. Saran
Pendalaman sebuah ragam makna sangat penting dalam proses pemahaman bahasa, terutama bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan agar masyarakat Indonesia tahu tentang makna kebahasaan secara lebih jelas dan gamblang. Sehingga, masyarakat tidak asing dan mampu membedakan dan memilah-milah ragam makna tersebut.
Untuk itu, penulis menyarankan agar masyarakat Indonesia mau mencintai dan mempelajari bahasa Indonesia secara mendalam sebagai rasa patriotisme terhadap bangsa. Mau membaca dan mau mempelajari kajian bahasa Indonesia terutama pada kajian semantik atau ilmu makna. Hal ini bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa mengidentifikasi ragam makna dalam bahasa Indonesia dan padanaannya. Terutama mampu memahami makna konstruksi, makna kontekstual dan makna konseptual.

Jumat, 04 Februari 2011

IPA

 
 

WASHINGTON - Kehidupan alien (makhluk asing di angkasa luar) boleh jadi bukan sekadar karangan atau isapan jempol. Badan Aeronautika dan Angkasa Luar AS (NASA) terus menelusuri kemungkinan adanya kehidupan alien tersebut. Itu terjadi setelah lembaga tersebut menemukan dunia baru yang punya tanda-tanda kehidupan dan bisa ditinggali seperti bumi.

Teleskop milik NASA yang berada di orbit (garis bumi di tata surya) menemukan 54 planet potensial yang tampaknya berada dalam zona hunian. Planet-planet itu berada di luar tata surya kita selama ini.

Setelah selama setahun mengamati gugusan kecil sebuah galaksi, teleskop Kepler milik NASA berhasil menemukan 1.235 planet di luar tata surya kita. "Yang menakjubkan, 54 di antara planet-planet itu agaknya berada dalam zona yang ramah kehidupan. Tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin," terang William Borucki, kepala ilmuwan Kepler, Kamis lalu (3/2).

Hingga saat ini, hanya ada dua planet di luar tata surya kita yang dianggap berada di zona kehidupan (goldilocks zone). Tapi, temuan dua planet itu masih diperdebatkan.

Borucki memang belum memastikan bahwa 1.235 benda angkasa yang baru ditemukan tersebut adalah planet. Tapi, dia menyatakan bahwa planet-planet itu telah diverifikasi 80 persen. Seorang astronom malah meyakini bahwa temuan Kepler bisa 90 persen akurat.

Selanjutnya, diperlukan langkah besar lain untuk membuktikan bahwa planet-planet tersebut memiliki kondisi-kondisi dasar yang mendukung kehidupan. Misalnya, ukuran yang tepat, komposisi, temperatur, dan jarak dari bintang. Yang lebih detail dari tanda-tanda kehidupan itu adalah kondisi atmosfer serta adanya air dan karbon.

Menurut Borucki, meski sebuah planet berada di zona kehidupan, tidak berarti ada kehidupan di sana. Planet Mars bisa menjadi contoh. Bahkan, jika memang ada kehidupan di planet tersebut, kemungkinannya bukan makhluk yang pintar. Namun, bisa berupa bakteri, jamur, atau bentuk kehidupan lain yang belum pernah dibayangkan orang.

Semua benda angkasa yang ditemukan teleskop Kepler itu berada dalam galaksi Milky Way, tapi jaraknya memang sangat jauh. Butuh berjuta-juta tahun perjalanan ke sana dengan memakai teknologi saat ini.

Kendati begitu, kata astronom, temuan Kepler tersebut bisa diaplikasikan untuk mengkaji bintang-bintang yang lebih dekat dengan bumi atau tata surya. "Anak cucu kita yang kelak harus memutuskan langkah berikut. Apakah mereka ingin ke sana" Atau cukup mengirimkan robot," papar Borucki dalam jumpa pers di markas NASA.

Sebelumnya, planet di luar sistem tata surya berjumlah 519 buah. Itu berarti Kepler mampu menemukan jumlahnya lipat tiga. Temuan tersebut diperoleh setelah teleskop Kepler memantau sekitar seperempat ratus langit malam. "Planet-planet itu juga diperkirakan beberapa ratus kali lebih besar (daripada bumi)," terang Borucki.

Astronom Yale University Debra Fischer, yang tidak termasuk tim Kepler tapi pakar lain NASA, menilai informasi tersebut bisa memberikan pijakan lebih kuat terkait dunia lain yang punya kehidupan. "Saya merasakan hal yang berbeda saat ini, setelah mengetahui temuan Kepler, dibandingkan sepekan lalu," katanya.

Astronom lain, Lisa Kaltenegger dari Harvard University, menyebut temuan tersebut sebagai kabar yang bagus. Kepler juga menemukan bahwa ada banyak planet yang relatif lebih kecil dibanding planet raksasa. Para astronom berpendapat bahwa sebuah planet harus solid "berbatu seperti bumi atau Mars" agar kehidupan dapat berkembang. Planet-planet yang sangat besar mungkin tidak solid dan sangat rawan terhadap gas yang sangat besar seperti Jupiter.

Sebanyak 68 planet yang ditemukan Kepler punya ukuran sama dengan bumi. Sebanyak 288 planet tak sampai dua kali lipat ukuran bumi sehingga dianggap masih berada di zona kehidupan optimal. Hanya 54 planet yang berada di zona kehidupan yang mendekati ukuran bumi. "Sisanya mendekati ukuran Neptunus atau Jupiter," jelas Borucki.

Planet yang termasuk dalam zona kehidupan dan zona hunian harus berjarak cukup jauh dari bintang. Jadi, planet tersebut bisa memiliki cairan atau air di permukaannya. NASA berpendapat, suhu zona hunian berkisar 0 derajat hingga 200 derajat Fahrenheit (-17 derajat hingga 93 derajat Celsius).

Teleskop Kepler diluncurkan pada 2009 dan berada di orbit di antara bumi dan Mars. Teleskop itu memerlukan waktu untuk menemukan planet-planet baru dan mengidentifikasi mereka. Para ilmuwan Kepler sangat ketat serta teliti dalam memastikan benda angkasa sebagai planet. Di antara 400 kandidat planet yang diumumkan tahun lalu, hanya sembilan temuan Kepler yang dikonfirmasi sebelum Kamis lalu.

TIMNAS INDONESIA

Tim nasional sepak bola Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
 Indonesia
Lambang asosiasi
Julukan Timnas (oleh rakyat Indonesia)
Merah Putih
Garuda
Asosiasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
Konfederasi AFC (Asia)
Pelatih Bendera Austria Alfred Riedl
Asisten Pelatih Bendera Indonesia Widodo C Putro
Bendera Austria Wolfgang Pikal
Kapten Firman Utina
Penampilan terbanyak Bambang Pamungkas (76)
Pencetak gol terbanyak Bambang Pamungkas (34)
Stadion kandang Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)
Kode FIFA IDN
Peringkat FIFA 126
Peringkat FIFA tertinggi 76 (September 1998)
Peringkat FIFA terendah 153 (Desember 1995, Desember 2006 dan Juli 2008)
Peringkat Elo 129
Peringkat Elo tertinggi 35 (November 1969)
Peringkat Elo terendah 155 (4 Desember 1995)

Kostum kandang
Kostum tandang
Pertandingan internasional pertama
Bendera Belanda Hindia-Belanda 7–1 Jepang 
(Manila, Filipina; 13 Mei, 1934)
Kemenangan terbesar
 Indonesia 13 - 1 Filipina 
(Jakarta, Indonesia; 23 Desember 2002)
Kekalahan terbesar
 Denmark 9 - 0 Indonesia 
(Kopenhagen, Denmark; 3 September 1974)
Piala Dunia
Penampilan 1 (Pertama kali pada 1938)
Hasil terbaik Babak 1 (1938, sebagai Hindia-Belanda)
Piala Asia
Penampilan 4 (Pertama kali pada 1996)
Hasil terbaik Babak 1 (1996, 2000, 2004, 2007)
Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepakbola Asia.
Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Kostum

Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun 1962 hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962, Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti M. Zaelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun 1964 hingga 1972, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, kita hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games XI-1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Kings Cup 1981," kata Ronny Pattinasarani yang memperkuat PSSI tahun 1970-1985.
Di Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada.

SEJARAH DANAU TOBA

Sejarah

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Bukti-bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis.